Tuesday, July 1, 2014

Hari Ke-5: Kehidupan adalah Ujian dan Kepercayaan

Renungan Hari ke-5 dari buku 'Purpose Driven Life' ~ Rick Warren (Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini)
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10A)
Apakah yang terjadi kepadaku baru-baru ini yang sekarang aku sadari sebagai ujian dari Tuhan? Apakah hal terbesar yang dipercayakan Tuhan kepadaku?

Mantra Penyejuk Hati

Alkisah di sebuah ladang bertahtalah seorang mandor yang kejam. Dia bagaikan seekor serigala berbulu domba yang menerkam kaum lemah dan merampas beberapa hal yang bukan haknya. Lalu seorang ksatria pink ditempatkan di sana oleh si pemilik ladang. Ketika mendengar dan melihat segala ketidakadilan yang terjadi di sana, dia merasa: "Geregetan... Geregetan... Aku Jadi Geregetan..."

Lantas timbullah keinginan hatinya untuk membalas mandor lalim tersebut. Bersama teman-temannya dia ikut merancang hal-hal buruk untuk memberinya pelajaran. Dia pun lupa bahwa pemilik ladang pernah berpesan: Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya.” (Ibrani 10:30)

Sabar Itu Pahit tetapi Buahnya Manis
Rupanya pada titik inilah pemilik ladang sedang menguji kesabaran ksatria pink tetapi tampaknya dia gagal karena dia biarkan emosi negatif menguasai dirinya hingga timbullah amarah dan kebencian terhadap si mandor lalim.

Ketika pemilik ladang melihat bahwa ksatria pink kepayahan dalam menghadapi ujian kesabaran tersebut, dia segera menariknya keluar dari ladang tersebut dan mengembalikannya ke ladang lama. "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13)

Setelah kembali ke ladang lama, pagi itu ketika bercermin, ksatria pink melihat wajahnya tampak gelap dan sorot matanya amat tajam menusuk hingga dia takut memandang wajahnya sendiri. Hatinya pun senantiasa diliputi oleh amarah tak berkesudahan tanpa sebab musabab yang jelas. Meskipun tak ada alasan untuk marah, tetap aja dia ingin marah-marah. Lantas ksatria pink mulai berupaya memulihkan dirinya karena dia telah menyadari kegagalannya.

Katanya dalam hati: "Dasar iblis keterlaluan. Berani-beraninya kau masuki hatiku. Lihat dan tunggu saja! Aku pasti berhasil mengusirmu dari hatiku. Tak akan kubiarkan kau merampas jiwaku dan tak akan kubiarkan kau merampas senyumku. Aku akan segera sajikan semua hal yang kamu benci hingga kamu muak dan segera pergi dari hidupku."

Lalu ksatria pink mulai memikirkan hal-hal terindah yang terjadi di dalam hidupnya agar bisa menciptakan patronus sempurna untuk melawan dementor yang membuat wajah korbannya jadi gelap. (hehehe... Ksatria pink mulai meniru Harry Potter nich...) Namun, usahanya tak cukup berhasil.

Selanjutnya dia berusaha melakukan hal-hal yang menyenangkan. Maka, dia pergi ke salon untuk mengubah model rambutnya. Nah, di sinilah isteri pemilik salon menegurnya: "Aku lihat wajahmu gelap. Kamu harus banyak berdoa." Di dalam hatinya ksatria pink berkata: "Aku tahu kalau wajahku gelap. Aku pun telah mulai berdoa tetapi aku belum bisa mengikis aura gelapnya. Lalu aku harus berdoa seperti apa."
Kemudian dia ingat murid Yesus pernah berkata: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." (Lukas 11:1)
Jawab Yesus kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan." (Lukas 11:2-4)

Akhirnya ksatria pink mulai sering-sering berdoa 'Bapa Kami' seperti yang Yesus ajarkan dan dia juga membaca kisah-kisah pengusiran iblis yang dilakukan Yesus dan para murid-Nya. Tak lama berselang hatinya kembali damai. Lantas ia pun memberanikan diri untuk kembali bercermin. Seketika itu juga dia melihat senyum-Nya terpancar melalui wajahnya. "Hahaha... Si iblis pemarah telah pergi. Semoga saja  ia tak pernah kembali lagi."

Jawab pemilik ladang: "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya. Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya! Amin." (1 Petrus 5:7-11)

Lirik Lagu: 'Jangan Lelah' (http://youtu.be/s6hKCi3e8xY)
Jangan lelah Bekerja di ladang-Nya Tuhan, Roh Kudus yang b’ri kekuatan, Yang mengajar dan menopang
Tiada lelah Bekerja bersama-Mu Tuhan, Yang selalu mencukupkan Akan segalanya
Reff :
Ratakan tanah bergelombang, Timbunlah tanah yang berlubang,
Menjadi Siap Dibangun di Atas Dasar Iman

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.